MERAIH HUSNUL KHATIMAH DALAM KEMATIAN
Hadirin sidang jamaah Jumat yang insya Allah disayangi Allah
SWT.
Kita sering mendengar umat muslim berkata, semoga husnul
khatimah ketika menerima berita duka orang yang meninggal dunia, walaupun
sebenarnya yang diperintahkan kepada kita adalah bersabar dengan mengucapkan; Inna
lillahi wainna ilaihi raajiuun, sebagaimana disebutkan dalam surat
al-Baqarah ayat 156:
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ
قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: Inna lillaahi wa innaa ilaihi raajiuun.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan ungkapan husnul
khatimah itu. Ungkapan ini terdiri atas dua kata, yaitu husnul dan khatima.
Kata husnul berasal dari kata hasana, yahsunu, husnan (husnun) artinya baik.
Kata khatima berasal dari kata khatama, yakhtimu, khatman, khatimatun
artinya penutup, penghabisan, final, akhir. Jadi, ungkapan husnul khaatima artinya adalah akhir yang
baik. Arti operasionalnya adalah sebuah kehidupan yang berakhir dengan kematian
yang baik.
Hadirin sidang jumat yang insya Allah nantinya khusnul
khatimah
Kematian adalah suatu keniscayaan. Semua manusia akan
mengalami kematian, termasuk kita semua yang ada dalam masjid ini, dan saya yakin, kita semuanya mendambakan kematian
yang baik atau akhir hidup yang husnul khatimah. Kalau kita mau
analogikan, kematian bisa dianalogikan dengan wisuda atau penamatan, yaitu
akhir sebuah program pendidikan. Dalam bahasa Arab wisuda diistilahkan dengan Haflatu
al-ikhtitãm, yang juga mengandung kata khatama . Tentunya, setiap
orang yang mengikuti suatu program pendidikan, program sarjana misalnya, ingin
agar memperoleh predikat yang sangat baik, misalnya pujian atau cum laude.
Mereka yang mendapat predikat cum laude memperoleh pujian dari banyak
orang termasuk dosen-dosen yang mengajarnya. Bahkan, pekerjaan tertentu dengan
gaji tinggi menantinya. Pertanyaannya
adalah: apakah wisudawan yang memperoleh predikat cum laude serta merta
memperoleh predikat itu? Tentu saja jawabannya: TIDAK. Ada syarat-syarat
objektif yang harus dipenuhinya. Syarat-syarat itu meliputi nilai rata-rata
yang memenuhi kriteria cum laude, misalnya 3.65. Untuk memperoleh nilai
rata-rata tersebut, tentunya tidak diperoleh dengan cara bersantai-santai.
Pengalaman kita bermahasiswa menunjukkan bahwa predikat cum laude hanya
dapat diperoleh dengan usaha keras dan dengan belajar yang sungguh-sungguh.
Hadirin yang insya Allah dirahmati Allah SWT.,
Kita tidak pernah mengetahui secara pasti kapan kita akan
dijemput kematian. Walaupun menurut sains manusia diprogram oleh Tuhan untuk bisa
bertahan hidup sekitar 125 tahun. Namun, kenyataan menunjukkan bahwa umumnya almarhum
dan almarhumah usianya tidak mencapai 100 tahun. Oleh karena itu, kita harus selalu siaga
untuk menjalani kematian itu. Kita perlu merencanakannya dengan baik,
sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-Hasyr ayat 18:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟
ٱللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ
خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
Ayat tersebut mengandung makna bahwa kita perlu merencanakan
dengan baik apa yang akan terjadi pada diri kita di masa yang akan datang,
termasuk memperoleh predikat husnul khatimah yang tentunya imbalannya
adalah Surga.
Bagaimana kita mempersiapkan diri untuk memperoleh husnul
khatimah?
Pertama, Rasulullah Muhammad s.a.w., mengajarkan kita agar kita berdo’a. Do’a
yang diajarkan adalah:
أَللّٰهُمَّ اخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَا تِمَةِ وَلَا تَخْتِمْ
عَلَيْنَا بِسُوْءِ الْخَا تِمَ
Allhummakhtim Lanaa Bihusnil Khatimah Walaa
Takhtim Alainaa Bisuuil Khatimah
Ya Allah akhirilah hidup kami dengan husnul
khatimah dan janganlah Engkau akhiri hidup kami dengan su’ul khatimah. (Kitab An-Nashaihud Diniyyah karya Abdullah bin Alwi Al Haddad)
Selanjutnya, Surat Ali Imran ayat 193 doa dapat kita agar
memperoleh husnul khatimah adalah:
رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِى لِلْإِيمَٰنِ
أَنْ ءَامِنُوا۟ بِرَبِّكُمْ فَـَٔامَنَّا ۚ رَبَّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ
عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلْأَبْرَارِ
Rabbanā innanā sami’nā munādiyay yunādī
lil-īmāni an āminụ birabbikum fa āmannā rabbanā fagfir lanā żunụbanā wa kaffir
‘annā sayyi`ātinā wa tawaffanā ma’al-abrār
Ya Tuhan kami,
sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): Berimanlah kamu kepada Tuhanmu, maka kami pun beriman. Ya Tuhan kami,
ampunilah dosa-dosa kami dan hapuskanlah kesalahan-kesalahan kami, dan
wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.
Hadirin sidang jamaah Jumat yang insya Allah akan memperoleh
predikat husnul khatimah.