Isra Miraj

Blog Images
  • Blog Images Admin_SMK
  • 08 Feb 2024 00:32
  • 20 kali dibaca

Iptek Jakarta! Isra Miraj adalah peristiwa yang luar biasa dalam Islam. Isra Miraj merupakan perjalanan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram menuju Baitul Maqdis dan perjalanan Rasulullah SAW dari bumi menuju ke Sidratul Muntaha.

Untuk mengenang peristiwa dan mukjizat yang luar biasa tersebut, umat Islam memperingati Isra Miraj setiap tanggal 27 Rajab. Isra Miraj tahun 2024 jatuh pada hari Kamis, 8 Februari 2024.

Dikutip dalam Kisah Isra dan Miraj Nabi Muhammad SAW oleh Syofyan Hadi, perjalanan Isra dan Mirajnya Nabi Saw untuk bertemu Allah SWT sekaligus menjadi bukti nyata kedudukan Nabi Muhammad SAW sebagai kekasih Allah SWT. Demikian itu dikarenakan pertemuan tersebut atas kehendak Allah SWT dan atas undangan Allah SWT tanpa ada persiapan Nabi SAW.

Berbeda dengan Nabi Musa As misalnya, yang jika hendak bertemu Allah SWT harus meminta izin dan mengadakan perjanjian terlebih dahulu, seperti yang disebutkan dalam surat Al-A`raf ayat 142:

وَوَٰعَدْنَا مُوسَىٰ ثَلَٰثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَٰهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَٰتُ رَبِّهِۦٓ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً ۚ وَقَالَ مُوسَىٰ لِأَخِيهِ هَٰرُونَ ٱخْلُفْنِى فِى قَوْمِى وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ ٱلْمُفْسِدِينَ

Artinya: Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan".

Kisah Isra Miraj Singkat

Dirangkum dari buku As-Sirah An-Nabawiyah Ash-Shahihah, Muhawalah li Tahtbiq Qawa`id Al-Muhadditsin fi Naqdi Riwayat As-Sirah An-Nabawiyah oleh Akram Dhiya` Al-Umuri, Isra Miraj terjadi setelah Rasulullah SAW melakukan perjalanan yang sulit ke Thaif.

Disebutkan dalam beberapa riwayat shahih, bahwa Rasulullah SAW dibelah dadanya dan dicuci hatinya ketika berada di Masjidil Haram atau di dinding Kakbah atau di Hijr Ismail. Hati Rasulullah SAW diisi dengan keimanan dan hikmah sebagai persiapan untuk Isra.

Setelah dibedah dan dicuci, kemudian dada Rasulullah SAW dikembalikan seperti semula dan tanpa adanya bekas bedahan. Kemudian, Malaikat Jibril membawa Rasulullah SAW menuju Baitul Maqdis mengendarai Buroq.

Setibanya di Baitul Maqdis, Rasulullah SAW mengimami salat dengan para nabi yang lain yang menjadi makmumnya. Setelah itu, malaikat Jibril membawa Rasulullah SAW naik menuju Sidratul Muntaha, langit ketujuh.

Malaikat Jibril dan Rasulullah SAW melewati enam pintu langit. Di setiap tingkatan langit tersebut, mereka bertemu dengan para nabi, yaitu Nabi Adam AS, Nabi Yusuf AS, Nabi Idris AS, Nabi Isa AS, Nabi Yahya AS, Nabi Zakariya AS, Nabi Harun AS, Nabi Musa AS, dan Nabi Ibrahim AS.

Rasulullah SAW juga diperlihatkan surga dan neraka beserta penduduknya. Beliau juga diperlihatkan sungai-sungai surga yang sangat indah.

Setelah sampai menghadap Allah SWT di Sidratul Muntaha, Rasulullah SAW dan umatnya diperintahkan untuk melaksanakan salat wajib sebanyak 50 rakaat. Namun karena keberatan, beliau meminta keringanan, hinga pada akhirnya salat wajib harus dilaksanakan sebanyak lima rakaat.

Rasulullah SAW menggambarkan Sidratul Muntaha seperti permata dan dedaunannya seperti telinga gajah. Beliau juga menggambarkan Baitul Ma`mur di langit ketujuh dan para malaikat yang memasukinya.

Ketika Rasulullah SAW menceritakan kejadian Isra Miraj kepada kaumnya, kaum mukminin pun mempercayainya. Sedangkan orang-orang musyrik mendustakannya.

Peristiwa Isra Miraj ini merupakan penentram dan penghibur Rasulullah SAW. Isra Miraj juga menjadi fitnah (ujian) bagi orang kafir yang semakin bertambah keras penentangan dan pengingkarannya, juga bagi sebagian orang yang lemah imannya yang tergoncang dengan adanya peristiwa ini. Mereka kafir hingga mereka terbunuh.

Termaktub dalam surah Al Isra ayat 60, Allah SWT berfirman,

وَاِذْ قُلْنَا لَكَ اِنَّ رَبَّكَ اَحَاطَ بِالنَّاسِۗ وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ اِلَّا فِتْنَةً لِّلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُوْنَةَ فِى الْقُرْاٰنِ ۗ وَنُخَوِّفُهُمْۙ فَمَا يَزِيْدُهُمْ اِلَّا طُغْيَانًا كَبِيْرًا ࣖ ٦٠

Artinya: "(Ingatlah) ketika Kami berfirman kepadamu, "Sesungguhnya Tuhanmu (dengan ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi seluruh manusia." Kami tidak menjadikan ru`yā yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk dalam Al-Qur`an. Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. 

Bagikan: