ADAB MENGAJAR DI SIT NURIKA
“ Sungguh telah datang seorang Rasul dari
kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan
(keimanan dan keselamatan ) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap
orang-orang mukmin.”
( Qs. At-Taubah : 128 )
Begitulah adab seorang guru yang dicontohkan
Rasulullah saw.
1. Lembut hati
Guru adalah orang yang menunjukkan jalan untuk
mendekatkan diri murid kepada Allah SWT. Jika tujuan mengajar adalah
mendekatkan murid-muridnya kepada Allah SWT, maka dia harus menyatukan dirinya
dengan kalbu-kalbu mereka, merasakan apa yang dialami mereka atau
beridentifikasi dengan mereka , dengan ikatan kecintaan. Dan jika beberapa
manusia mengarah pada satu tujuan yang sama, niscaya mereka akan
tolong-menolong dalam mencapai tujuan itu.
2. Kasih sayang
Keberhasilan pendidikan banyak ditentukan oleh
adanya hubungan kasih sayang dan kecintaan antara guru dan murid, baik saat
mengajar atau hubungan sosial. Hubungan ini menjamin murid untuk merasa
aman-tenteram berdampingan dengan gurunya, sehingga tidak merasa takut
dengannya atau lari dari ilmunya Apabila murid diperlakukan dengan lemah
lembut dan kasih sayang oleh gurunya, ia akan merasa percaya diri dan tentram (
ada rasa aman ) berdampingan bersamanya. Perasaan inilah yang akan menunjang
tercapainya ilmu dengan mudah.
3. Menjadi teladan
Guru adalah orang yang diteladani dan ditiru oleh
murid. Karena itu, kemuliaan jiwa dan kemampuan untuk memahami orang lain
hendaknya menjadi karakternya yang paling utama. Pandangan
ini dilandasi oleh pemikiran bahwa seorang guru hendaknya mengembangkan
hubungan bermasyarakat dengan akhlak yang mulia dengan saling menghormati,
menghargai dan bertoleransi.